CERITA RIYA’
Assalamu'alaikum
wr.wb
pagi ini ku bebas karena gak ada kelas, diruang ini terasa luas, buka blog lalu posting dahulu, jari dan key pad berpadu mengungkapkan isi kalbu, menulis sekiranya dapat bermutu di penilaianmu.. Apalah arti hidup ini jika tak saling berbagi,berbagi kisah yang patut di teladani.(sedikit pembukaan sob)..oke sob kali ini Rizla akan share kisah teladan dg judul.."TERHAPUSNYA PAHALA KARENA RIYA" Kita langsung ke ceritanya sob.
pagi ini ku bebas karena gak ada kelas, diruang ini terasa luas, buka blog lalu posting dahulu, jari dan key pad berpadu mengungkapkan isi kalbu, menulis sekiranya dapat bermutu di penilaianmu.. Apalah arti hidup ini jika tak saling berbagi,berbagi kisah yang patut di teladani.(sedikit pembukaan sob)..oke sob kali ini Rizla akan share kisah teladan dg judul.."TERHAPUSNYA PAHALA KARENA RIYA" Kita langsung ke ceritanya sob.
Dikisahkan bahwa pada waktu subuh, ada seorang abid sedang
membaca Al-Qur'an di kamarnya yang tidak begitu jauh dari jalan umum. Saat itu,
si abid sedang membaca Surah Thaha. Selesai membaca surah tersebut, ia merasa
sangat mengantuk. Karena rasa kantuk yang sudah tak tertahankan lagi, si abid
akhirnya tertidur. Di dalam tidurnya ia bermimpi melihat seorang laki-laki
turun dari langit dengan membawa mushaf Al-Qur'an.
Laki-laki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab
suci itu di depannya. Diperlihatkan kepadanya surah Thaha, lembar demi lembar,
halaman demi halalaman surah tersebut. Si abid menatap dengan penuh perhatian
setiap kalimat surah yang di bacanya itu. Di setiap lembar halaman surah Thaha
tersebut tercatat sepuluh kebajikan sebagai pahala atas bacaannya, kecuali satu
kalimat yang catatan pahalanya di hapuskan.
Melhat hal itu, si abid berkata,"Demi Allah,
sesungguhnya telah kubaca seluruh kalimat dalam surah ini. Tetapi mengapa
catatan pahala untuk kalimat ini dihapuskan?" Laki-laki itu menjawab,"Memang
benar engkau telah membaca seluruh kalimat dalam surah Thaha ini dan tak
satupun darinya yang terlewatkan. Bahkan untuk kalimat ini pun kami telah
mencatatkan pahalanya. Akan tetapi, tiba-tiba kami mendengar suara yang menyeru
dari arah Arsy, 'Hapuskan catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimat itu!' Karena
itu kami segera menghapusnya dari catatan pahala bacaanmu"
Si abid menangis dalam mimpinya itu, kemudian ia berkata,"Mengapa
hal itu bisa terjadi? Kesalahan apa yang telah kulakukan?"
Laki-laki itu menjawab,"Penyebabnya adalah dirimu
sendiri. Ketika engkau membaca surah itu, ada seorang hamba Allah yang sedang
melintas di jalan dekat kamarmu. Mengetahui hal itu engkau lalu meninggikan
suara bacaanmu agar terdengar olehnya. Ketahuilah, kalimat yang tanpa catatan
pahala itu adalah kalimat yang engkau baca dengan suara tinggi agar hamba Allah
yang sedang lewat itu mendengarnya."
Tiba-tiba si abid terbangun dari tidurny dan berucap,Astaghfirullahal
'Adzhim! Sungguh sifat riya yang menyelinap masuk ke dalam hatiku
telah menyebabkan terhapusnya pahala ibadah yang ku kerjakan. Ampuni aku ya
Allah."
HIKMAH
|
Para ulama menatakan bahwa sifat riya atau ujub yang
menyelinap mastuk ke dalam hati seorang hamba dapat menghapuskan pahala amal
ibadah yang telah di lakukannya 70 tahun. Begitu halus jalan yang ditempuh
sifat riya ini, sehingga seorang hamba tidak menyadari bahwa sifat tersebut
telah bersarang di dalam kalbunya. Inilah yang terjadi pada si abid yang
menjadi tokoh dalam kisah ini. Saat ia sedang asyik melantunkan. Ayat-ayat
Al-Qur'an, sifat riya menyelinap di hatinya. Ia ingin agar orang yang lewat di
jalan umum, yang tidak jauh dari tempatnya membaca Al-qur'an itu, mendengar
kemerduan suaranya. Ia juga ingin agar orang yang lewat tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar